Halaman

Glitter Text

Selasa, 24 September 2013

Aplikasi Internet


  Aplikasi internet sangat berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi yang mendukungnya, antara lain seperti: e-mail, file transfer, Bulletin Board System, online banking, video broadcasting, radio broadcasting, internet telephony, dan World Wide Web (web).


Jumat, 14 Desember 2012

Majas Ironi



Majas ironi bertujuan untuk menyindir seseorang. Majas ironi sebenarnya digunakan oleh penulis atau pembicara untuk mencemooh suatu hal bahkan mencemooh diri mereka sendiri. Tidak heran bila jenis majas ironi ini bisa kita temukan pada teks - teks sastra yang sifatnya memprotes ataupun mencibir tentang suatu hal.


contoh majas ironi :



Pasti engkau rajin membersihkan rumput di halaman rumah, sampai - sampai tidak ada tempat bagi tanaman hiasmu untuk hidup

Majas Metafora


     Majas metafora hampir sama dengan majas perumpamaan. Namun yang membedakan antara majas metafora dan majas perumpamaan adalah pada majas metafora tidak menggunakan kata - kata: seperti, bak, ibarat, bagai, laksana, serupa, seumpama, semisal, dll. Majas metafora merupakan majas yang perbandingannya dilakukan secara implisit antara 2 hal yang berbeda. Beberapa ahli bahasa menyatakan bahwa majas metafora merupakan majas perbandingan yang dilakukan secara langsung karena tidak menggunakan kata pembanding.
      Majas metafora merupakan salah satu bagian dari majas perbandingan. Ciri khusus dai majas metafora ini adalah tidak ditemukannya konungsi atau kata penghubung pada kalimat - kalimatnya. Ini berkaitan dengan pendapat bahwa majas metafora adalah majas perbandingan langsung. kalimat - kalimat majas metafora ini banyak kita jumpai pada teks sastra seperti pada puisi, syair, dll
                                                                                                                        
contoh dari majas metafora:

Team sepakbola Nasional telah bermain dengan cantik selama bertanding dengan Brunei Darussalam







Majas Hiperbola




Majas hiperbola adalah melebih - lebihkan dan ciri utama dari majas hiperbola ini adalah terdapat kata atau kalimat yang sifatnya melebih - lebihkan dari kenyataan yang sebenarnya. Majas hiperbola merupakan sebuah majas yang melukiskan suatu hal dengan cara mengganti hal tersebut dengan kata - kata yang lebih hebat pengertiannya. Sedangkan tujuan dari majas hiperbola ini adalah untuk mendapatkan perhatian lebih dari orang yang membaca kalimat tersebut.

contoh majas hiperbola :

 Kilatan petir yang memecah langit mendung





Jumat, 31 Agustus 2012

Winter's Holliday




Sora Jane, itulah namaku. Berkebangsaan Indonesia telah melekat didalam diriku sejak lahir. Berkulit putih, memiliki mata sipit, berhidung mancung, bertubuh ideal, dan berwajah Oriental. 2 tahun sudah aku berada di Seoul, ibukota Korea Selatan. Tinggal sendiri di sebuah apartemen yang terletak di tengah kota, itulah keseharianku. Sebenarnya beberapa keluargaku juga tinggal di Korea Selatan, namun mereka kebanyakan tinggal di daerah Mokpo (sebuah kota kecil di Korea Selatan) dan jaraknya sangat jauh dari kampusku. Sebenarnya, aku juga termasuk dalam garis keluarga Korea, tetapi sejak kecil aku tidak pernah pergi ke Korea. Aku seorang mahasiswi di Universitas Inha, Seoul. Dengan kerja keras yang selama ini mengikat ditubuhku, aku akhirnya mendapatkan beasiswa untuk menggali ilmu disana.
Musim salju yang turun sejak bulan lalu, membuat pemandangan menjadi serba putih. Dinginnya udara pagi hari yang sangat menusuk tulang rusukku, membuatku enggan beranjak dari tempat tidur. Aku terus tidur memakai jaket hangat didalam hangatnya selimut tebal kesayanganku. Padahal jam dinding telah menunjukkan pukul 04.00 waktu setempat. Dengan tubuh diselimuti jaket hangat, aku beranjak dari tempat tidurku. Hari ini hari terakhir aku berada di Korea. Karena untuk 3 bulan kedepan, kampusku ditutup (Libur musim dingin). Aku segera mempersiapkan barang bawaanku untuk di ekspor ke Indonesia.
Pukul 06.00, aku berangkat menuju Bandara Internasional Incheon dengan taxi khusus. 2 jam perjalanan kutempuh untuk menuju bandara. Kebetulan, jam keberangkatan menuju Tanah Air pukul 09.00. Perjalanan menuju Indonesia memakan waktu 2 jam. Sambil menunggu kedatangan pesawat terbang, aku memainkan BlackBerry Torch warna hitam. Dengan asyiknya aku ber-BBM ria dengan teman-temanku, dan aku menuis sebuah status “The Holidays was coming. Those are my lovely time. I’m very Happy. Mom, Dad, and all my family, I comeback ^_^” . Artinya kurang lebih “Libur telah tiba.. Ini adalah waktu kesayanganku. Aku sangat senang. Mama, Papa, dan semua keluargaku, aku kembali ^_^”
Satu jam menunggu dengan penat, akhirnya pesawat yang mengangkutku menuju Indonesia tiba. Dengan segera aku, masuk kedalam pesawat dan mencari tempat duduk yang sangat nyaman. Para Pramugara dan Pramugari yang keren, telah menyambutku dengan senyum yang ramah. Dalam hati aku memikirkan saat bertemu dengan segenap keluargaku di Indonesia. Karena sudah 2 tahun terakhir, aku tidak pernah kembali ke Indonesia.
Pukul 10.00 WIB pesawat telah landing di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Aku segera turun dari pesawat. Dalam hatiku berkata “Akhirnya, aku bisa menginjakkan kakiku di ”Negeri tercinta lagi. Suasananya tak jauh berbeda dengan 2 tahun yang lalu. Uhhh, seneng banget dehhh .” Di bandara, keluargaku sudah menunggu sejak 1 jam yang lalu. Karena tidak sabar bertemu aku lagi, mereka langsung memelukku dan menggiringku menuju mobil pribadi. Rumahku berada di Bandung. Tepatnya di jl. Imam Bonjol. Sesampainya di rumah, aku segera melepas penatku dengan bercerita seluruh pengalamanku selama berada di ”Negeri Gingseng” . Tak lupa, aku juga membawakan oleh-oleh kepada mereka berupa makanan khas Korea ”Kimchi” yang telah difermentasi dan beberapa tas berisi Gingseng.





Perjuangan Bima

Disebuah perkampungan yang sangat kotor, tinggallah seorang anak laki-laki yang bernama Bima . Dia murid Sekolah Menengah Pertama kelas 2. Dia hanya tinggal bersama ayahnya di gubuk yang sudah tak layak untuk ditempati. Ayahnya bekerja sebagai pedagang asongan di jalan raya. Ibu dan kakaknya telah meninggal dunia setelah bencana yang menimpa keluarganya 5 tahun yang lalu. Sebelumnya, mereka hidup sangat berkecukupan. Tapi, semua telah berubah sangat drastis. Sekarang, untuk membiayai sekolahnya ataupun makan sehari-hari terkadang cukup sulit. Baca Selanjutnya…
Setiap pagi, ia harus berkeliling rumah untuk memberikan koran kepada pelanggan-pelanggannya. Setelah itu, baru dia berangkat ke sekolahnya. Dia harus berjalan kaki dari rumah ke sekolah yang berjarak 1 km. Tak jarang ia selalu terlambat masuk kelas, sehingga dia harus menerima hukuman dari guru piket.Bima termasuk anak pintar di sekolahnya. Tetapi, Bima juga sering diejek teman-temannya karena ayahnya hanya seorang pedagang asongan. Bima hanya pasrah menerima kehidupannya sekarang dan sedikitpun tidak marah kepada teman-temannya. Dia tetap rajin belajar, agar cita-citanya untuk menjadi seorang Dokter Spesialis  kelak bisa tercapai. Setelah pulang sekolah, ia juga harus bekerja kembali membantu ayahnya berjualan sampai sore. Wali Kelas Bima yang melihat Bima selalu diejek oleh teman-temannya, merasa iba. Rasanya beliau ingin membantu Bima, tapi Bima selalu menolak apa yang akan diberikannya. Bima hanya tidak ingin merepotkan gurunya hanya karena kasihan melihat ia diejek teman-temannya. Dan ia tidak pernah bercerita kepada ayahnya, bahwa setiap hari ia selalu diejek di sekolah.
Suatu hari saat ia membantu ayahnya berjualan, ia melihat seorang nenek tua yang sedang merintih kelaparan. Ia sangat terharu. Ia mendekat dan bertanya kepada nenek itu. Bima pun meminta izin kepada ayahnya agar nenek itu bisa tinggal bersama mereka untuk sementara. Awalnya ayah Bima marah karena permintaan Bima. Karena mereka juga orang yang miskin. Untuk memenuhi kebutuhannya juga setengah-setengah. Setelah berpikir-pikir, ternyata ayah Bima dengan senang hati menerima nenek tersebut.
1 minggu Bima hidup bersama nenek itu. Bima dan ayahnya sudah menganggap nenek itu seperti keluarga sendiri dan memperlakukan dengan sangat baik. Bahkan setelah kedatangan nenek itu, hidup Bima justru bertambah lebih baik. Nenek yang diasuhnya itu, juga bekerja keras untuk menghidupi mereka bertiga. Bima juga tak sungkan membantu nenek berjualan gorengan keliling kampung.
Suatu hari, nenek Bima mengeluh terasa sakit pada dadanya. Beliau merasa bahwa ajal yang datang menjemputnya hampir dekat. Mendengar perkataan nenek, Bima bertambah sedih. Ia dan ayahnya bekerja keras merawat nenek agar cepat sembuh. Tetapi, mereka tidak bisa membawa nenek ke Rumah Sakit karena mereka tidak mempunyai cukup uang.
 Nahas, 2 minggu kemudian, nenek yang mereka asuh meninggal dunia, karena terkena penyakit Asma. Bima dan ayahnya merasa sangat sedih dan juga merasa berdosa kepada nenek karena mereka tidak bisa merawat neneknya dengan baik. Mereka merawat nenek apa adanya yang mereka punya.
1 bulan setelah nenek meninggal, ada seorang pasangan Pengusaha yang datang ke rumahnya. Setelah ayahnya membukakan pintu dan mempersilahkan tamunya duduk, orang itu ingin bertemu dengan Bima. Kebetulan saat itu Bima sedang membuatkannya minuman. Setelah Bima memberikan minuman itu, ia kaget bahwa tamunya itu adalah Wali Kelasnya sendiri. Ia sangat malu dan sungkan, karena baru kali ini ada Gurunya yang mau menjenguk ke rumahnya. Setelah Wali Kelasnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Bima saat bersekolah, ayah Bima menyadari semua dalam hidupnya.  Beliau hanya pasrah menerima apa yang anaknya derita dan beliau juga salut dengan anaknya yang tak pernah mengeluh dengan kehidupannya saat ini.
Setelah jamuan selesai, Wali Kelas Bima yang kebetulan juga istri dari pengusaha konglomerat, memberikannya hadiah sebuah rumah yang bagus lengkap dengan peralatannya. Dan juga membiayai Bima selama ia sedang bersekolah sampai jenjang yang lebih tinggi. Bima dan ayahnya sangat kaget mendengar ucapan dari tamunya itu. mereka kemudian bersyukur kepada Tuhan dan tak lupa berterimakasih kepada Wali Kelas Bima.
2 Bulan setelah kejadian itu, keluarga Bima dan Wali Kelas Bima saling hidup membantu. Kini kehidupan Bima sangat baik dibandingkan 2 bulan sebelumnya. Tak lupa, ia juga bekerja keras agar cita-citanya kelak bisa tercapai. Teman-teman Bima yang selalu mengejeknya, sekarang tidak pernah lagi. Mereka saling hidup rukun dan tidak ada saling ejek-mengejek diantara mereka.
10 tahun kemudian setelah ia menempuh pendidikan kedokteran, ia telah menjadi Dokter spesialis. Ia medapatkan beasiswa untuk menjadi Dokter spesialis di Australia. Sekarang, ia menjadi orang yang sukses karena kerjakersnya selama ini. Ia mengingat pengorbanan ayahnya yang telah bekerjakeras untuk  menghidupinya. Dan tak lupa ia bersyukur kepada Tuhan yang telah mengabulkan do’a-do’anya selama ini dan kepada Wali Kelasnya yang telah membagikan sebagian hartanya untuk kehidupannya dengan ayah tercinta. Bima pun bangga kepada diri sendiri. Ia juga tidak akan mempunyai sifat sombong kepada sesama. Jika ada yang membutuhkan bantuannya, ia selalu membantunya dengan penuh rasa ikhlas. Ia teringat akan kehidupannya saat ia susah dahulu.
Ia berharap dapat meringankan penderitaan orang-orang yang membutuhkan dan tak lupa  membalas budi kepada keluarga walikelasnya yang telah membantunya saat ia kesusahan dulu .




Nikmat Allah




Saat matahari hendak menyapa bumi yang sudah tua ini
Kicauan burung di dahan pohon telah membangunkanku dari mimpi anehku
Ku membuka mata dan melihat indahnya dunia di pagi hari
Ku merasakan segarnya embun yang menempel di dedaunan
Mensyukuri nikmat Tuhan akan alam semesta ini
Tak lama berkumandanglah Adzan Subuh, membangunkan orang-orang yang lengah
Bergegas aku menuju masjid yang megah
Tak sengaja dalam hatiku berkata “Subhanallah”
Maha Suci Mu Ya Allah
Ku memandangi Rumah Allah yang sangat megah
Ku bersyukur masih bisa mengunjungi Rumah-Mu
Rasa senang, riang dan lain-lain telah memenuhi benakku
Untuk Mu aku akan berdo’a
Cukup satu kalimat ku berkata
Hanya kepada Allah lah aku menyembah